Langsung ke konten utama

Mengenal Pohon Jati Lengkap dengan Taksonomi, Penyebaran, Ciri Ciri Hingga Manfaatnya

 

Hai sobat blog…

Pernahkah kamu melihat pohon jati?

Pohon jati biasanya tumbuh di kawasan iklim tropis seperti di Indonesia. Iklim tropis yang memiliki kondisi dan cuaca dengan curah hujan berikisar 1.200 hingga 2.000 mm per tahun dan dengan kelembaban 60% hingga 80% sangat mendukung bagi pertumbuhan jati.

Ketika memasuki musim kemarau dengan kondisi curah hujan yang menurun, daun-daun jati akan berguguran. Pada daerah yang mengalami kemarau panjang, pohon jati yang tumbuh akan memiliki lingkaran tahun yang bernilai artistik dan berestetika tinggi.

Ketinggian ideal bagi pertumbuhan jati ialah pada ketinggian 700 mdpl. Tanah yang sesuai bagi tanaman jati adalah tanah yang mempunyai kadar pH 6-8, memiliki aerasi yang baik, serta mengandung kapur dan fosfor, seperti jenis tanah lempung, lempung berpasir, dan liat berpasir.

Di Indonesia, pohon jati umumnya tumbuh subur di hutan dataran rendah, hutan dataran tinggi, hutan pegunungan, hutan tanaman industri, lahan kering tidak produktif, lahan basah tidak produktif, dan lahan perkebunan.

Nah, untuk semakin mengenal pohon jati, berikut kami rangkung taksonomi, penyebaran, ciri ciri hingga manfaat pohon jati. Simak hingga tuntas ya!

Taksonomi Pohon Jati

Berikut ini adalah klasifikasi pohon jati yang perlu kamu ketahui.

Kingdom:             Plantae

Subkingdom:      Tracheobionta

Superdivisi:         Spermatophyta

Divisi:                   Magnoliophyta

Kelas:                  Magnoliopsida

Subkelas:            Asteridae

Ordo:                   Lamiales

Famili:                  Verbenaceae

Genus:                Tectona

Spesies:              Tectona grandis Linn. f.

Penyebaran Pohon Jati

Pohon jati tersebar di hutan-hutan gugur mulai dari India, Myanmar, Laos, Kamboja, Thailand, Indochina hingga ke Jawa. Menurut pendapat beberapa ahli botani, spesies jati berasal dari Burma yang kemudian menyebar ke Semenanjung India, Thailand, Filipina, dan Jawa.

Selain pendapat mengenai asal pohon jati tersebut, pendapat ahli botani lain menyatakan bahwa jati berasal dari Burma, India, Thailand dan Laos.

Saat ini, kebutuhan kayu jati dunia sekitar 70% dipenuhi oleh Burma dan sisanya berasal dari hutan jati dari India, Thailand, Pulau Jawa, Srinlanka dan Vietnam.

Berdasarkan letak geografis, pohon jati tumbuh menyebar di daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara pada rentang 9° – 25° 30′ LU dan 73° – 104° 30′ BT.

Tanaman jati yang tumbuh di Indonesia bukanlah pohon yang tumbuh secara alami, melainkan sengaja ditanam dan berasal dari India.

Ketika masa pemerintahan Belanda, pohon jati pertama kali di tanam di Pulau Kangean, Muna, Sumbawa, hingga pada akhirnya menyebar ke berbagai daerah seperti Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Pohon jati juga pernah dicoba ditanam di daerah Kalimantan Selatan. Akan tetapi tanaman ini mati pada umur dua tahun karena lahan tempat jati di tanam memiliki tanah yang bersifat terlalu asam.

Karena kayu jati mempunyai nilai ekonomis yang begitu tinggi, tanaman jati kini mulai dikembangkan di berbagai negara seperti di kawasan Afrika, Amerika Tengah, Australia, Selandia Baru, Taiwan dan negara-negara Pasifik.

Ciri Ciri Pohon Jati

Berikut ini ciri-ciri morfologis dan karakteristik jati diantaranya yaitu:

A. Akar pohon jati

Saat masih muda, akar pohon jati berkembang pesat. Namun, tidak lama kemudian akar tunggangnya bercabang sehingga menutupi akar utamanya.

Arah tumbuh akarnya ke samping dan bercabang lagi menghadap tegak lurus ke bawah. Apabila tanahnya subur dengan aerasi dan air tanah dalam) susunan akar dapat mencapai 1,5-2 meter.

Tapi, jika tanahnya gersang maka susunan akarnya sangat dangkal yaitu berkisar antara 70-80 cm saja. Karena kedalaman akarnya, pohon jati tahan terhadap segala guncangan dan terpaan angin.

B. Batang pohon jati

Pohon jati mampu tumbuh dengan diameter batang pohon berukuran 1,8 meter hingga 2,4 meter dengan ketinggian pohon mencapai 40 meter hingga 45 meter, serta tinggi bebas cabang sekitar 20 meter hingga 25 meter.

Batang jati tumbuh tegak lurus dengan bentuk yang silindris dan tipe percabangan tetragonal. Kulit batang jati berwarna kuning keabuan dan berstruktur retak atau pecah dangkal dengan alur memanjang batang.

C. Daun pohon jati

Daun jati memiliki bentuk seperti bulat telur terbalik dan menempel pada batang secara berpasangan. Permukaannya ditumbuhi bulu halus pada sisi atas serta bawah.

Pada musim kemarau, daun pohon jati akan menggugurkan daunnya atau bersifat meranggas. Tujuannya yaitu untuk beradaptasi pada kondisi cuaca yang kering dan air hujan yang berkurang.

D. Bunga dan Buah pohon jati

Bunga jati mempunyai bunga biseksual yang akan berbunga pada musim penghujan atau sekitar bulan Oktober sampai November di pulau Jawa.

Bentuk bulirnya bercabang dan tersusun, panjangnya sekitar 40-70 cm, berbulu halus, berwarna putih, dan berkelamin dua. Apabila sudah waktunya berbunga maka tajuk akan berwarna keputihan.

Buah dari pohon jati berbentuk drupe dan termasuk dalam biji orthodoks yang dapat dipanen pada bulan Mei hingga September.

Manfaat Pohon Jati

Seperti yang kita ketahui, pohon jati merupakan salah satu pohon yang memiliki kayu berkualitas. Hal ini membuatnya banyak dimanfaatkan dalam kehidupan manusia sebagai berikut.

1. Bahan Kapal

Sejak zaman dahulu, kayu jati sudah dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam pembuatan kapal. Bahkan, kayu ini juga sudah dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat kapal nelayan jauh sebelum itu.

2. Bahan Rumah

Beberapa rumah pada zaman dahulu, banyak yang yang mengandalkan kayu jati sebagai bahan dasar pembuatannya dibandingkan semen dan bata, khususnya di daerah pedesaan. Saat ini rumah yang terbuat dari kayu jati juga masih bisa ditemui di daerah pegunungan, seperti villa dan rumah peristirahatan serta tempat penginapan umum di tempat-tempat wisata.

3. Furniture

Sifat kayu yang mudah dipotong-potong dan diolah, membuat pohon jati sering dimanfaatkan kayunya sebagai bahan baku dalam pembuatan furniture, contohnya meja, kursi, lemari, tempat tidur, atau kusen.

4. Hiasan Rumah

Kayu dari pohon jati juga sering digunakan sebagai bahan pembuatan ukiran dan hiasan serta pajangan rumah. Apalagi warna kayu jati yang khas dan tahan lama, menjadi salah satu alasan mengapa kayu ini cocok sebagai hiasan.

5. Gazebo

Gazebo merupakan sejenis aula kecil yang biasanya terletak pada bagian taman. Tempat ini biasanya digunakan untuk berkumpul dan bersantai. Untuk membuat gazebo, kayu dari pohon jati biasa digunakan dengan alasan kayunya yang kuat dan juga tahan air.

6. Parket

Kayu jati juga bisa digunakan sebagai parket. Parket merupakan jenis lapisan kayu yang menutupi bagian lantai. Dengan begitu, lantai rumah tidak lagi menggunakan tegel atau keramik. Dengan menggunakan parket dari kayu jati, tentu akan menambah nilai estetika dari dekorasi di suatu ruangan.

Nah, itulah seputar informasi terkait taksonomi, penyebaran, ciri ciri hingga manfaat pohon jati. Semoga bermanfaat!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pohon Pucuk Merah: Taksonomi, Ciri-ciri, dan Manfaatnya

  Siapa nih yang menyukai tanaman hias? Di bawah ini kami akan memberikan ulasan lengkap mengenai salah satu tanaman hias yang kerap ditanam di sekitar rumah, sekolah, atau bahkan jalan raya. Nama tanaman itu ialah pohon pucuk merah. Seperti apa rupanya? Simak ulasan di bawah ini. Pucuk Merah atau yang akrab disapa dengan daun pucuk merah ( Syzygium myrtifolium ) adalah spesies tumbuhan tanaman hias dengan genus Syzygium. Tanaman ini memiliki warna merah pada tunas daun yang baru muncul. Hal itulah yang menjadikan tanaman ini disebut sebagai Bungan pucuk merah. Namun, meskiphn memiliki tunas daun berwarna merah, nantinya warna tunas tersebut akan berubah kemabali menjadi warna hijau seperti pohon pada umumnya. Biasanya banyak orang yang menjadikan tanaman ini sebagai salah satu tanaman hias di pekarangan rumah, kantor, sekolah, dan beberapa wilayah lainnya. Bunga pucuk merah sendiri merupakan tanaman asli dari Bangladesh, Borneo, Jawa, dan beberapa wilayah di ASEAN lainnya. Jik

Pohon Pule: Penyebaran, Klasifikasi, Morfologi, dan Manfaat

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki banyak jenis flora dan fauna yang tersebar diseluruh wilayahnya. Dan pastinya diantara kamu masih banyak yang belum mengenal beberapa dari flora tersebut, akan tetapi sering menemukannya. Salah satunya adalah pohon Pule, dari nama mungkin kamu tidak mengenalnya. Jika melihat gambar pohon itu, kamu pasti sering melihatnya. Nah, untuk mengenal Pohon yang satu ini, yuk simak artikel berikut. Pohon Pule Pohon Pule adalah salah satu tanaman yang kerap digunakan demi kepentingan penghijauan. Karena memiliki daun yang mengkilat, rimbun serta bentuknya yang melebar kesamping. Pohon yang memiliki nama latin Alstonia Scholaris ini tersebar di sekitar Pulau Jawa dan Sumatera. Selain di Indonesia, Pule juga dapat dijumpai pada daerah hutan pantai barat India, Australia, Srilanka, sampai kepulauan Solomon. Meski berdekatan dengan Indonesia, justru Malaysia tidak memiliki pohon Pule. Pule biasanya tumbuh di kawasan terbuka, bersemak atau wilayah hutan cam

Pohon Ara: Taksonomi, Ciri-ciri dan Manfaatnya

Pohon Ara merupakan tumbuhan tropis dan dianggap suci oleh berbagai agama. Pada ajaran Budha, pohon ini disebut sebagai tempat Sidharta mendapatkan pencerahan. Diagama Hindu, pohon ini dikeramatkan karena dianggap sebagai pohon yang memiliki akar yang menjadi sumber dari sungai Saraswati. Di agama Kristen dan Yahudi, Ara disebutkan sebagai salah satu pohon yang namanya diabadikan di alkitab ibrani atau di Kristen disebut sebagai perjanjian lama. Sementara dalam agama islam, nama pohon ini diabadikan dalam salah satu surat Al-Quran bernama At-Tin yang mempunyai arti pohon ara. Lalu apakah kalian sudah tahu bagaimana ciri-ciri dari pohon  ara? Jika kalian belum tahu, simak pembahasannya dibawah ini ya teman. Taksonomi Pohon Ara Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Super Divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub Kelas: Rosidae Ordo: Sapindales Family: Meliaceae Genus: Switenia Ciri-Ciri Pohon Ara 1. Bisa tumbuh hingga mencap